Kamis, 14 Juli 2011

Cerpen





Carilah Rizki di Jalan yang Halal:
Alloh SWT memberi kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal sholeh bahwa ia akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan ganjaran yang lebih baik di akhirat, sebagaimana tertuang dalam QS An-Nahl 97:
” Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Sejumlah ahli tafsir menjelaskan bahwa kehidupan yang baik itu adalah mendapatkan rizki yang halal dan baik, atau hidup merasa cukup dengan rizki yang ada. Sementara Ibnu Abbas menafsirkan yakni kebahagiaan hidup dengan rizki halal dan baik serta merasa kenikmatan dalam beribadah. Hal ini berbeda dengan orang kafir, dimana amal baik yang dilakukannya hanya akan mendapatkan pahala di dunia saja, sedangkan di akhirat kelak dia tidak mendapatkannya.
Terkait dengan rizki, menjadi keyakinan bagi kita sebagai orang yang beriman, bahwa sesungguhnya rizki setiap makhluk sudah ditentukan oleh Alloh SWT, sehingga tidak ada yang mampu menahannya. Alloh SWT telah menetapkan taqdir termasuk rizki setiap hambanya 50 ribu tahun sebelum alam semesta ditetapkan. Pada bulan ke-4 dalam kandungan, Alloh SWT memerintahkan malaikat untuk menentukan 4 hal kepada setiap manusia, termasuk salah satunya adalah rizki.
Alangkah buruknya bagi kita, jika dalam mencari rizki dilalui dengan jalan yang dimurkai Alloh SWT, syirik dan maksiat. Nabi Muhammad berpesan dalam haditsnya, ”Wahai manusia, bertaqwalah kepada Alloh SWT dan carilah rizki dengan jalan yang halal, sesungguhnya sesorang tidak akan dimatikan sebelum didapatkan rizkinya”.
Namun, meskipun Alloh SWT telah menetapkan rizki tersebut, tetapi Dia tidak menerangkan ukurannya. Sehingga menjadi kewajiban bagi kita untuk berlomba-lomba mencari rizki dengan cari baik dan halal, agar mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.
“Dikutip dari Khutbah Jum’at, tgl 24 April 2009, di Mesjid Toyota-Astra Motor”

Sumber : www.nasehatislam.com

Hindari pergaulan bebas

Bismillahirrahmanirrahim…


Seorang gadis yang beragama Islam, namanya Siti (bukan nama sebenar) telah menemui seorang rakan wanitanya. Dia menangis tersedu-sedu. Wajahnya begitu sedih dan kesal.

Rakannya itu tidak tahu apa puncanya dia tiba-tiba menangis dan begitu sedih, ” aku menyesal,” katanya di dalam sedunya. ” Apa kamu kesalkan ? ” Tanya rakannya itu. ” Aku telah terlanjur, aku telah berdosa, ” katanya lagi. Tangisnya semakin menjadi-jadi.

Rakannya menjadi hairan mengapa tiba-tiba Siti bersikap demikian. Selalunya dia seorang gadis yang periang dan suka berjenaka. Tetapi pada petang itu Siti kelihatan begitu sedih dan tidak bermaya.

” Apa yang telah terjadi kepada kamu ? ” rakannya ingin tahu lagi.



Siti hanya berdiam, dia duduk memeluk lutut, wajahnya begitu kesal. Walaupun tangisannya telah berhenti tetapi kerut wajahnya membayangkan kekesalan yang amat sangat.

Setelah disiasat lebih lanjut barulah rakannya dapat tahu bahawa Siti telah melakukan kesalahan besar terhadap dirinya sendiri. Dia kesal dan amat malu. Siti sebenarnya telah melakukan maksiat dengan teman lelakinya. Dia telah berzina dan kini mengandung anak luar nikah.

Contoh di atas adalah hasil dari pergaulan bebas yang tidak terbatas, remaja hari ini yang tidak tahu menjaga batas-batas kesusilaan dan agama akan menyesal sendiri dengan perbuatan terkututnya itu.

Bila terjadi sedemikian, dia akan menanggung malu, ibu bapa juga turut memikul beban yang buruk itu, dan remaja yang menjadi mangsa itu biasanya remaja yang tidak pernah membataskan pergaulannya, hingga dia lupa siapa dirinya, apa agama dan di mana maruahnya sebagai seorang muslim.

Pergaulan bebas bukan sahaja boleh menimbulkan berbagai-bagai fitnah, tetapi akan merosakan diri sendiri seorang muslim itu.

Anda sebagai remaja muslim harus membataskan pergaulan anda sebagaimana yang dikehendaki agama, agar anda terselamat dari bencana dan dosa yang besar yang mungkin boleh memusnahkan hidup anda sendiri.

Remaja harus belajar untuk membatasi dirinya dalam pergaulan, kerana mengikutkan nafsu syaitan seseorang itu boleh terjerumus ke lembah yang hina. Jika sudah terjadi tidak ada guna lagi untuk dikesali.

Oleh itu berwaspadalah selalu, bergaulah dengan bijak dan jangan sampai telanjur seperti terjadi kepada Siti. Anda adalah remaja muslim yang harus tahu menghormati diri anda sendiri, harus sedar ibu bapa anda juga seorang muslim yang harus dihormati perasaannya. Jika sesuatu yang buruk dan terkutut terjadi kepada diri anda tentu ibu bapa anda juga malu dan rasa terhina, begitu juga kau muslim dimata bangsa-bangsa asing dan agama lainnya.

Maruah anda sendiri adalah amanah Allah SWT kepada anda. Oleh itu sebagai seorang muslim anda wajib menjaga amanah Allah itu, jika anda mengabaikannya Allah tidak rugi apa-apa, yang rugi adalah diri anda sendiri.

Justeru itu, untuk mengelakkan daripada berlakunya perkara-perkara buruk dan hina anda hendaklah mengetahui batas-batas dalam pergaulan, anda juga mesti mengetahui menjaga diri anda sendiri dalam apa jua keadaan sekalipun. Selain itu, anda juga harus menghormati diri anda sendiri sebagai seorang remaja muslim, yang harus menjaga kepentingan agama lebih dari segala-galanya. Kerana dengan beragama sahaja seseorang itu boleh berjaya di dunia dan akhirat.

Sumber: http://ibnismail.wordpress.com


Kisah Sepotong Kue  

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk mengisi waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.

Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya , ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka.

Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam.

Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu.

Wanita itupun sempat berpikir: "Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!“.

Setiap ia mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu.

Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu.

Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.

Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir : “Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”.

Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan.

Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih".

Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget…Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya !!! Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati.

Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dialah pencuri kue itu !

Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.

Orang lainlah yang selalu salah

Orang lainlah yang patut disingkirkan

Orang lainlah yang tak tahu diri

Orang lainlah yang berdosa

Orang lainlah yang selalu bikin masalah

Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran

Orang lainlah yang menyakiti hati kita

Padahal…

Kita sendiri yang mencuri kue tadi

Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.

Kitalah yang sering menyakiti hati orang lain

Kita sering mempengaruhi, mengomentari , mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain. Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

sumber


0 komentar:

Posting Komentar